Shio Tahun 1986

Shio Tahun 1986

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Shio naga adalah salah satu dari ke-12 shio yang ada dalam penanggalan Tionghoa.

Menurut kepercayaan Tionghoa, orang yang mempunyai shio naga adalah orang yang idealis, perfeksionis; lahir dengan pikiran bahwa mereka itu sempurna dan tidak ingin berubah. Mereka juga sangat agresif dan penuh tekad.[1]

Shio-Shio yang Paling Beruntung di Tahun 2023

BNI Hi-Movers, Tak terasa sebentar lagi kita akan memasuki tahun kelinci 2023 atau merayakan tahun baru imlek. Jika melihat ramalan shio di tahun kelinci air, maka ada beberapa shio akan berada di puncak kesuksesannya masing-masing.

Tahun kelinci air yang jatuh pada hari minggu 22 Januari 2023 tersebut melambangkan kekuatan, perlindungan, kepekaan, serta keberanian. Tak heran jika dengan semangat yang membara ini akan membawa harapan baru bagi impian yang sempat terpendam.

Nah, menjelang tahun baru imlek 2023 hanya ada lima shio yang akan berada di puncak kesuksesan menjelang tahun baru imlek. Lantas siapa saja shio yang akan berada di puncak kesuksesan menjelang tahun baru imlek 2023 tersebut? Simak ulasannya berikut ini:

Tahun kelinci air menjadi waktu dimana shio kelinci akan menemukan sosok yang tepat untuk bisa mereka ajak membangun bahtera rumah tangga yang baik. Menjelang tahun baru imlek 2023 ini Shio Kelinci pun akan mendapat kesempatan memperbaiki permasalahan keuangan mereka.

Hal tersebut disebabkan oleh shio kelinci yang memiliki berbagai pikiran kreatif untuk membuat proyek inovatif di tempat kerja. Itulah yang membuat mereka masih deretan shio paling beruntung di tahun kelinci air. Maka tak heran jika mereka disebut sebagai shio yang akan berada di puncak kesuksesan menjelang tahun baru imlek 2023.

Shio kambing akan menjadi salah satu shio yang mendapatkan keberuntungan indah menjelang tahun baru imlek 2023. Walaupun sebelumnya shio kambing telah mengalami lika-liku hubungan asmara, kehidupan Shio Kambing akan terasa begitu romantis. Bahkan di tahun kelinci air shio Kambing juga bakal merasa semakin nyaman dengan pekerjaan mereka. Walau demikian, tak ada salahnya juga memulai sesuatu hal yang baru.

Shio tikus juga menjadi salah satu shio yang mendapatkan segudang kelancaran di bidang finansialnya menjelang tahun baru imlek 2023. Hal tersebut disebabkan oleh kesabaran dan keikhlasan yang selama ini sudah dilakukan oleh shio tikus hingga bisa menjadi orang yang sukses seperti sekarang.

Jika bicara soal cinta, perjalanan shio Tikus juga akan dipenuhi kegembiraan. Bagi mereka yang masih lajang, bisa jadi ada kesempatan emas untuk mendapat pasangan baru.

Mereka yang memiliki shio kerbau menjelang tahun baru imlek 2023 akan menjadi waktu yang bagus bagi mereka, karena akan mendapatkan segudang keberuntungan, utamanya di bidang finansial. Pasalnya hal ini menjadi angin segar dan sekaligus jawaban dari berbagai masalah finansial yang selama ini dirasakan oleh shio kerbau.

Soal masalah percintaan, mereka juga bakal mendapatkan kemudahan dalam menjalin hubungannya. Hubungan asmara Shio Kerbau bakal dipenuhi optimisme.

Menjelang tahun baru imlek 2023 ini berbagai macam rencana besar yang sudah dibuat oleh shio kuda selama ini perlahan tapi pasti akan terwujud di tahun kelinci air. Hal tersebut berkat dari hasil kerja keras dan usaha yang telah Shio Kuda lakukan selama ini.

Walaupun nantinya prediksi ini benar mereka akan menjadi salah satu shio paling beruntung di tahun kelinci air, tak ada salahnya mulai mengambil beragam kursus untuk meningkatkan kemampuan. Karena semakin meningkat kemampuan yang kita miliki, maka semakin besar pula peluang yang akan kita dapatkan.

Itulah shio-shio yang paling beruntung di tahun kelinci air ini ya, BNI Hi-Movers. Semoga apapun rencana dan harapan baru kamu di tahun ini dapat terlaksana dengan lancar. Semangat terus BNI Hi-Movers!

Artis Sofia WD Dalam Kenangan  1924-1986

Pejuang dalam Seni Juga Pejuang dalam Perang Kemerdekaan

Jakarta (Buana Minggu)

Sofia WD, dikenal sebagai sutradara dan produser wanita pertama di Indonesia (sebenarnya sebelumnya ada Ratna Asmara) Sumber Foto: Majalah ANeka, 10 Desember 1956

BINTANG film, Sutradara Wanita Pertama Indonesia dan juga produser film, Sofia WD (62) meninggal dunia di RS Cikini Selasa Malam, pukul 21.25, akibat tekanan darah tinggi yang mengakibatkan perdarahan di otak. Ia meninggal ditunggui oleh WD Mochtar suaminya, anak, menantu, cucu dan keluarga dekatnya. Sekitar pukul 23.45, jenazahnya diantar ke rumah duka Jln. Otista Raya Gg. H.A. Rachman Nomor 17 Jakarta Timur.

Sebelumnya Sofia WD mengalami pingsan ketika menghadiri acara silaturahmi  Lembaga Seni Tari di Pete’s Club, Jln. Gatot Subroto, Jakarta, 8 Juli, lalu dibawa ke rumah sakit. Saat itu pula WD Mochtar cemas merasa akan ditinggal oleh Sofi. “Saya punya insting demikian. Tapi saya tetap berusaha berdoa agar Sofi diberikan umur panjang. Saya memberikan semangat kepada Sofi. Sofi begitu sayang kepada saya, seperti dia menyayangi ibunya. Inilah yang membuat saya selalu terkenang keada Sofi. Meskipun Sofi lebih tua empat tahun dari saya, tapi itu bukan masalah. Dia adalah seorang istri yang baik,” ungkap WD Mochtar.

Pesan terakhir Sofia kepada suaminya agar WD Mochtar menjaga ibu dan merawatnya baik-baik. “Sofi begitu cinta dan penuh perhatian kepada ibu. Pesan Sofi akan saya laksanakan dengan baik. Saya sudah ikhlas, karena dia pergi dengan  wajah tenang,” kata WD Mochtar kepada BM Rabu pagi itu pukul 01.00.

WD Mochtar mengenang hidup bersama Sofi dalam karir dan profesi tidak ada gap. Tetap harmonis, tercipta rasa saling pengertian yang tinggi. “Terkadang Sofi merasa kesepian kalau saya tinggal Shooting. Seharusnya kalau saya shooting, dia juga ikut shooting”  kata WD Mochtar mengenang masa indahnya dengan air mata berkaca-kaca.

Sofia juga berpesan kepada anak-anaknya yang menunggui, agar menjaga dan memperhatikan WD Mochtar. “Pesan terakhir kepada anak-anak itu yang membuat saya tidak tahan. Anak-anak dipesan supaya menjaga dan memperhatikan saya. Saya sudah ikhlas merelakan kepergian Sofi,” ucap WD Mochtar dengan air mata berlinang tak tertahan.

Sofia dilahirkan di Bandung 12 Oktober 1924. Pada usia 17 tahun sudah menunjukkan darah seninya. Kemudian kerja pada bagian kesenian jepang di Jakarta dalam masa kependudukan jepang di Indonesia tahun 1942. Menjadi wanita ulet dan pekerja keras karena Sofia menempa diri dalam pengalaman pergolakan perang kemerdekaan di Limbangan haruman Jawa Barat.

Pada peristiwa Bandung Lautan Api, 1946 Sofia menyandang pangkat sersan yang bersama suaminya, Kapten Eddy Endang menjadi anggota FP (Field Preparation). Ketika itu mereka menyingkir ke Garut dan bertempur untuk menghadang tentara Belanda yang hendak menerobos Garut dari  Bandung. Sofia kala itu tetap tinggal di markas FP, sementara kapten Eddy suaminya terdesak dan mundur ke gunung untuk bergerilya.

Suaminya yang pertama itu tidak ketahuan rimbanya, diculik oleh gerombolan DI/TII yang menamakan diri Laskar Sabilillah, pada 23 Oktober 1947.

“Suami saya seorang perwira yang pertama menjadi korban keganasan DI/TII” katanya kepada BM empat tahun lalu.

Kehilangan suami tercinta dalam kancah perjuangan mengobarkan semangat dan keyakinan dalam perjuangan. Sofia bangkit lagi meneruskan gerilya melawan Belanda dan  menumpas gerombolan DI/TII. Pada peristiwa Bandung Lautan Api, ayah dan keluarga mengungsi ke Jakarta. Sofia pernah menceritakan pada Buana Minggu, untuk masuk kota Bandung ia pernah menyamar sebagai istri tukang minyak. Ia pergi ke Bandung untuk memberitahukan kepada mertuanya bahwa suaminya telah gugur dibunuh oleh DI/TII. Di rumah mertua itu akhirnya Sofia membuka warung nasi.

Usai perang kemerdekaan timbul kerinduan pada ayahnya. Ia mencari dan menemukan ayahnya di Jakarta. Hidup di Jakarta membawanya berkenalan dengan kamer film, di test dan lulus. Kebetulan pula ia diminta menggantikan Rukiah (Ibu Rachmat Kartolo) aktris tenar masa itu karena Rukiah meninggal dunia. Ia berhasil.

“Air Mata Mengalir ke Tjitarum” film pertama yang dibintanginya (1948) produksi Wong Brother. “Badai Selatan” (1960)  Produksi ibukota Film garapan Sofia WD selaku  sutradara wanita pertama di Indonesia

Tahun 1970 Sofia menangani “Si Bego Dari Muara Tjondet)produksi Libra Film yang didirikannya sendiri. Skenario dan pimpinan produksi juga ditanganinya sendiri.  Kemudian menyutradarai “Halimun”.

Flm terakhir yang dibintangi oleh Sofia WD “Yang Kukuh dan Yang Runtuh” (Wahab Abdi) bersama Soraya Perucha (1986) produksi Virgo Film, baru saja lolos sensor. Sedangkan film terakhir yang disutradarainya “Bermain Drama” produksi Kofina (1985).

Pertemuannya dengan WD Mochtar sendiri merupakan rangkaian yang tidak bisa terpisahkan dalam perjuangan Perang kemerdekaan. Kala itu WD Mochtar anggota FP dari Yogyakarta yang bertugas di Kerawang dan Bekasi.  Sedang Sofia anggota FP yang bergerilya di daerah Garut. Dalam masa pergolakan itulah Sofia menambatkan hatinya kepada WD Mochtar. Namun sekian lama Sofia masih dicekam perasaan ingin tahu di mana kubur Kapten Eddy  suaminya, yang tak pernah ia temukan jua.

Menurut beberapa sumber kalangan pejuang di Jawa Barat, kemudian dibunuh dan mayatnya dibuang ke sungai.

Sementara itu perjumpaan dengan WD Mochtar tinggal kenangan, karena Sofia sudah menempuh jalan menjadi bintang film dan sandiwara di Jakarta. Sofia pernah pula dikenal sebagai Sofia Waldy karena menikah dengan sutradara film Waldy (almarhum).  Banyak film yang dibintanginya dengan penyutradaraan Waldy.

Rupa-rupanya WD Mochtar juga tertarik ke dunia film. Langkah ini mempertemukannya dengan Sofia lagi. Cinta membara yang terpendam di masa perjuangan, kenangan yang tak lekang dilanda gelora jaman, membuat mereka tak terpisahkanlagi. Mereka menikah ketika membuat film “Badai Selatan” (1961). Pernikahan mereka tidak dikaruniai anak namun mereka membentuk keluarga terdiri dari anak-anak yang mereka bawa dari perkawinan masing-masing terdahulu.

Sofia WD dan suaminya belakangan ini mengelola PT Dirgahayu  Jaya Film dan Produksi Pertamanya “Memburu Makelar Mayat” dengan para bintang pendukungnya D’Bodors, Lydia Kandau dan kwartet Tom Tam . Selain itu Sofia aktif membina Taman kanak-Kanak Citra Pagina.

Dalam perjumpaannya dengan Buana Minggu empat tahun lalu, suami-istri Mochtar-Sofia mengaku bahwa selaku bekas pejuang 45 mereka sama-sama menerima pensiun dari pemerintah. Bukan jumlahnya yang penting, tapi kebanggaan pernah ikut berjuang, menegakkan kemerdekaan itu yang utama.

Banyak artis terkejut tatkala mendengar Tante Sofi (panggilan akrab Sofia diantara artis untuk almarhumah), tutup usia. Segera mereka datang pada kesempatan pertama, melayat ke rumah duka. Justru kepergian Tante Sofi bertepatan dengan kegiatan insan perfilman sedang menghadapi puncak Festival film tahun ini. Jenazah almarhumah dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta dengan upacara militer yang dihadiri oleh para artis, pejabat pemerintah , handai taulan dan lain-lain.

Tiga minggu sebelumnya Tante Sofi tutup usia, Eddy Sud Koordinator Artis Safari pernah dikunjunginya dan di rumahnya di Pulo Mas. “Tante Sofi banyak bicara kepada saya. Juga bicara tentang produksinya, “Memburu Makelar Mayat” yang mendapat sambutan hangat publik itu. Saya juga berpesan kepada Tante Sofi, kalau film-nya mendapat keuntungan, para pemainnya diberi imbalan lagi yang sepantasnya. Selain itu juga, tante Sofi pernah bicara tentang Om WD Mochtar yang bisa nyanyi. Pesannya akan saya laksanakan. Om WD akan saya rekam suaranya dalam waktu dekat ini,” kata Eddy Sud yang ketika Sofi Anvaal di restorant milik Rima Melati itu, sapu tangannya buat mengusap keringat Tante Sofi.

Benyamin S berkomentar “Tante Sofi adalah sutrafara film wanita pertama di Indonesia. Paling tidak Tante Sofi perlu dicatat dalam sejarah film Indonesia sebagai tokoh wanita yang banyak andil dalam dunia perfilm-an nasional,” kata Benyamin yang saat itu sedang shooting film “Haji Mabrur”.

Tokoh Parfi Bandung, Rachmat Hidayat berkesan: “Dengan kematian Tante Sofi kita kehilangan seorang tokoh perfilman, khususnya dalam dunia artis film. Tokoh yang bisa menjembatani antaraa artis senior dan yunior. Padahal saat ini kita membutuhkan tokoh seperti Tante Sofi. Kita kehilangan betul seorang tokoh wanita dalam dunia perfilman nasional yang punya andil besar,” kata Rachmat hidayat yang setia menunggu dari sakitnya Sofia WD sampai meninggal dunia.

HM Damsyik, Sekjend PARFI mengenang almarhumah: “Dulu Tante Sofi Ketua Umum PB PARFI . Kepemimpinannya patut dijadikan suri tauladan bagi kita semuanya, khususnya artis film. Meskipun Tante Sofi tidak aktif lagi di PARFI tapi masih memberikan saran dan pendapat buat kemajuan PARFI. Kita kehilangan sesepuh dalam dunia perfilm-an nasional,”  kata HIM Damsjik.

Sementara itu Us Us  pimpinan kelompok lawak D’Bodor yang juga bintang film berkesan: “ketika mau membuat film Memburu Makelar Mayat, Tante Sofi hunting ke Bandung dan mampir ke rumah saya. Dia sangat kecewa karena rencananya yang jadi tokoh dalam film tersebut Yan Asmi, tapi pilihannya jatuh pada Mang Kus. Di rumah saya, Tante sofi makan hidangan yang kami sajikan,” kata Us Us yang main juga dalam “Memburu Makelar Maya”.

Kwartet Tomtam yang terdiri dari Kimung, Ogut, Firman dan Komar mengatakan: “Ketika pembuatan film “Makelar Mayat”, Tante Sofi sangat memperhatikan seluruh pemain, baik yang senior maupun yang yunior. Tante Sofi tidak membeda-bedakan pemain,” kata Firman mewakili tiga rekannya. (***)

Sumber: Buana Minggu, 27 Juli 1986